Sabtu, 20 November 2010

Nama : Deni Arifin Prodi : Manajemen Pendidikan NIM : 08101244028 Mata Kuliah : Penelitian Pendidikan DEFINISI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Sedangkan Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian keperawatan, walaupun sudah ada beberapa pertanyaan ( kuisioner ) yang sudah distandarisasi baik nasional maupun internasional ,peneliti harus tetap menyeleksi instrumen yang dipilih dengan mempertimbangkan keadaan sosial budaya dari area penelitian ( Nursalam, 2003 : 108 ). Mengukur Validitas Dan Relabilitas Alat Ukur - Presentation Transcript 1. Mengukur Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur OLEH : HAMID ARIF SHODIQI LULA MONTES SITI JUMLIAH WIWIN KUSUMAWATI Validitas dan reliabilitas merupakan dua sifat yang harus dimiliki oleh sebuah alat ukur (dalam hal ini kami membatasi hanya pada alat ukur berupa kuesioner) 2. Validitas o Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari apa yang kita inginkan. Jika pada suatu kesempatan kita ingin memperoleh tinggi suatu meja, penggaris merupakan alat ukur yang valid, karena dengan alat ini kita akan dapatkan berapa centi meter tinggi meja tersebut. Meteran gulung juga alat yang valid. 3. Salah satu ukuran validitas untuk sebuah kuesioner adalah apa yang disebut sebagai validitas konstruk (construct validity). o Dalam pemahaman ini, sebuah kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengukur suatu hal, dikatakan valid jika setiap butir pertanyaan yang menyusun kuesioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi. Misalkan saja untuk kuesioner yang digunakan mengukur kesejahteraan keluarga, maka butir-butir penyusunnya semuanya menuju ke satu titik, yaitu pengukuran kesejahteraan. o Ukuran keterkaitan antar butir pertanyaan ini umumnya dicerminkan oleh korelasi jawaban antar pertanyaan. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah dengan butir pertanyaan yang lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak valid. 4. Metode Penilaian Validitas Kuisioner o Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (Product moment correlation, Pearson correlation) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut sebagai inter item-total correlation. Formula yang digunakan untuk itu adalah: 5. Mengukur Reliabilitas o Sifat reliable (terandal) dari sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten o Sekarang kita akan coba definisikan reliabilitas (keterandalan) dengan lebih jelas. Keterandalan merupakan rasio dari dua hal, atau dituliskan sebagai berikut:  Nilai sebenarnya o Reliabilitas = ---------------------------------------------- o Nilai yang diperoleh o Dengan kata lain, reliabilitas bisa kita anggap sebagai proporsi “kebenaran” dari hasil pengukuran. 6. Berbagai cara/jenis menghitung dugaan nilai keterandalan (reliabilitas). Freeman Jr., D. H. ( 1987) mengatakan bahwa ada empat kelompok besar macam reliabilitas yang kita kenal, yaitu: o Inter-Rater or Inter-Observer Reliability o Digunakan untuk menilai seberapa besar para pengukur/penilai/pengamat memberikan hasil yang konsisten pada pengukuran objek yang diukur o Test-Retest Reliability o Digunakan untuk menilai kekonsistenan pengukuran antar waktu yang berbeda o Parallel-Forms Reliability o Digunakan untuk menilai kekonsistenan hasil dari dua jenis alat ukur yang berisi materi yang sama dan mengukur hal yang sama pula. o Internal Consistency Reliability Digunakan untuk menilai kekonsistenan internal antar butir pertanyaan yang ada dalam sebuah alat ukur (kuesioner). 7. Kajian tentang penggunaan instrumen sebagai alat ukur itu tentu saja memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam pembuatannya. Karena dari instrumen itu, responden akan memberikan jawaban kepada kita tentang data-data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang baik, hanya akan diperoleh dengan instrumen atau alat ukur yang baik. Data yang valid, hanya akan diperoleh bila data yang diperoleh memiliki validitas. Sedangkan data yang reliabel dhanya bisa dipeoleh bila instrumen yang kita kemukakan memiliki reliabilitas. Karena memiliki reliabilitas dan validitas, hanya akan diberikan oleh intrumen yang valid dan reliabel. 8. Untuk memperolah instrumen yang valid dan reliabel itu diantaranya adalah harus melalui mekanisme pengujian secara statistik dengan benar. Beberapa alasan tentang perlu tidaknya pengujian secara statistik tentang penggunaan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian akan dibahas secara sederhana dalam tulisan ini. Alasan pertama adalah peluang terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh satu peubah bebas X, yakni kesalahan yang terjadi karena instrumen yang tidak valid dan reliabel. Instrumen tidak memberikan informasi yang benar bagi responden sehingga menimbulkan keraguan dalam menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Sedangkan alasan kedua adalah kesalahan yang terjadi dalam diri responden. Instrumen sudah baik, valid dan reliabel. Akan tetapi jawaban yang diberikan pleh responden merupakan jawaban yang asal jadi, asal menjawab, dan bahkan secara sengaja tidak bersedia memberikan jawaban apa yang seharusnya di jawab. Menurut Sambas (2006), terdapat dua pendapat tentang perlu tidaknya digunakan uji t dalam uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan statistika. Pendapat pertama menyebutkan bahwa untuk menguji validitas an reliabilitas tidak perlu digunakan uji t, tetapi cukup dengan menghitung nilai r, kemudian nilai r yang sudah diperoleh itu dibandingkan dengan nilai tabel r untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang sudah dibuat. Sementara pendapat kedua menyebutkan, setelah menghitung nilai r, harus dilanjutkan dengan uji t, kemudian membandingkannya dengan nilai r tabel untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen. Berkaitan dengan adanya perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya digunakan uji t dalam uji validitas dan reliabilitas, maka perlu ditegaskan disini, bahwa kedua pendapat di atas adalah benar. Artinya penggunaan uji r dan uji t dalam pengujian validitas dan reliabilitas dalam pengukuran alat ukur lazim digunakan dalam penelitian. Namun demikian ada syarat yang perlu dipenuhi oleh keduanya. Pertama, pengujian validitas cukup menggunakan nilai keofisien korelasi apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai r hitung dengan nilai tabel r. Kedua, pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya, keputusan valid atau tidaknya item instrumen, tidak bisa dilakukan hanya dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel, tetapi harus dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. 9. Dalam hal ini dapat dijelaskan, bahwa pengujian validitas/relibilitas dengan sensus (populasi) tidak diperlukan generalisasi atau penarikan kesimpulan yang bersifat umum, karena seluruh anggota populasi dilibatkan dalam penelitian sehingga kesimpulan yang dibuat berlaku untuk populasi itu sendiri. Sementara dalam pengujian validitas/reliabilitas dengan sampel, generalisasi diperlukan, karena tidak semua anggota populasi dilibatkan sebagai responden, oleh karena itu generalisasi harus dilakukan, apabila tidak dilakukan generalisasi maka kesimpulan yang dibuat hanya berlaku untuk anggota sampel yang terlibat langsung sebagai responden, tidak untuk populasi. Dalam metode statistika, kegiatan untuk membuat generalisasi dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik tertentu. Dengan demikian, pengujian statistik adalah merupakan pengujian terhadap karakteristik sampel agar dapat diambil kesimpulan yang bersifat umum. Atau dengan kata lain, kesimpulan yang dibuat dianggap mewakili seluruh keberadaan/karakterisrik/apa yang terjadi dalam populasi. Referensi: Definisi validitas dan reliabilitas. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/01/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html.diakses. tanggal 10 Mei 2010 jam 19.00 Mengukur validitas dan reliabilitas. http://www.slideshare.net/guestf50aef/mengukur-validitas-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar